Mahasiswa Indonesia di Universitas Zaitunah, Yasin Fahmi kembali meraih cumlaude dalam sidang terbuka tesis "Pemikiran Tasawuf Syaikh Ihsan Jampes dalam kitabnya Siraj al Thalibin". Ia berhasil mempertahankan tesis di depan para guru besar, di antara lain Muhammad al Salimi, Muniyyah al Majiri, dan Ali Sasi di Auditorium Ibnu Khaldun, Universitas Zaitunah. Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi memberikan apresiasi yang setinggi tingginya dan bangga, karena kajian tentang Islam Indonesia mendapat perhatian di Tunisia.
Secara khusus, Dubes RI menggarisbawahi pentingnya khazanah tasawuf sebagai bagian penting dari potret moderasi yang kokoh di Tanah Air. "Tidak bisa dimungkiri, tasawuf telah memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam tumbuh dan kokohnya moderasi Islam di Indonesia." "Sebab itu, studi tentang tasawuf Syaikh Ihsan Jampes sangat penting, sehingga pengkaji di Tunisia dapat memahami kenapa langgam dan corak keberislaman di Indonesia sangat khas jika dibandingkan dengan beberapa negara Muslim lainnya."
"Peran tasawuf sangat besar, sehingga tugas agama dan agamawan sejatinya dapat membangun moralitas, akhlak, dan kebeningan jiwa", ujar Dubes RI yang meminati kajian tasawuf ini. Sementara, Yasin Fahmi menegaskan, kajian tasawuf ulama Nusantara terlihat hal yang langka, karenanya diperlukan kajian yang serius dan intensif, khususnya di Tunisia dan Timur Tengah. "Saya memandang, kajian tasawuf ulama Nusantara, khususnya tasawuf Syaikh Ihsan Jampes masih terbilang langka. Yang menarik dari perspektif tasawuf Syaikh Ihsan Janpes, tasawuf bukan hanya ibadah personal, melainkan juga ibadah sosial dalam rangka mewujudkan kemaslahatan publik. Sebab itu, sebenarnya tasawuf dapat dijadikan sebagai solusi dalam memecahkan masalah masalah sosial", ujar Yasin Fahmi lulusan Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur ini.